Panggilan untuk Melayani



10 Maret 2012
Pembicara Valentino A. F.
Nehemia 5 : 14
“Pula sejak aku diangkat sebagai bupati di tanah Yehuda, yakni dari tahun kedua puluh sampai tahun ketiga puluh dua pemerintahan Artahsasta jadi dua belas tahun lamanya, aku dan saudara-saudaraku tidak pernah mengambil pembagian yang menjadi hak bupati.”

Tuhan memanggil kita untuk berada di sini karena anugerah-Nya. Lalu apa respon kita terhadap panggilan Tuhan tersebut? Tentunya kita harus bayar harga atas panggilan Tuhan tesebut. Tuhan menghendaki kita tidak menganggap panggilan-Nya hanya sebagai suatu informasi yang biasa dan tidak menanggapinya, tetapi Ia menghendaki kita meresponi panggilan-Nya dengan cara membayar ketaatan kita kepada-Nya. Seperti tokoh Alkitab bernama Nehemia yang tidak pernah mengambil haknya sebagai bupati merupakan wujud bayar harganya kepada Tuhan karena Tuhan telah memanggilnya sebagai bupati. Nehemia rela memberikan posisinya sebagai bayar harga atas panggilan Tuhan. Mungkin sebagai manusia kita memiliki kesenangan (seperti menonton TV, dan lain-lain). Kesenangan akan sesuatu tersebut merupakan hak kita sebagai manusia. Tetapi setelah kita mendengar panggilan Tuhan, sebaiknya kita meninggalkan zona nyaman kita (kesenangan kita) dan meresponi panggilan Tuhan dengan ketaatan kita.

Sebelum kita dipanggil Tuhan, hidup kita masih berada pada dosa lama kita. Dosa menutupi mata kita untuk menggapai apa yang Tuhan telah rencanakan bagi kita. Tetapi, setelah Tuhan memanggil kita, kita harus membuang segala dosa lama kita yang telah menghalangi kita untuk menggapai apa yang Ia rencanakan bagi kita. Pembicara mengilustrasikan dosa kita sebagai sebuah kardus yang menutupi kepala kita. Karena kardus (dosa) tersebut, kita sebagai manusia tak bisa menggapai apa yang Tuhan rencanakan. Setelah kita dipanggil Tuhan, kita harus buang jauh-jauh dosa tersebut agar dapat melihat rancangan-Nya yang indah bagi kita. Tuhan Yesus juga mengajarkan agar kita membuang bagian tubuh kita yang menyesatkan kita.

Matius 6 : 24
“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Maksud dari ayat ini adalah kita tak dapat mengabdi kepada Allah jika kita juga masih mengikatkan diri kita kepada dosa lama kita yang dikuasai iblis. Seperti orang yang berpacaran, tak mungkin seorang kekasih membagikan cintanya secara utuh kepada 2 orang.

Tuhan juga mengingatkan kita agar tidak terlalu mengutamakan hal-hal dunia lebih dari segalanya karena apa yang kita kumpulkan di dunia adalah sia-siaa. Sebaiknya kita serahkan apa yang kita miliki kepada Tuhan sepenuhnya.

Resentator
Albert Joseph

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar