Pembicara
Pdt. Budi Santosa
Sebab
sesungguhnya hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu : “Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”
Paulus berbicara kepada jemaat di Galatia agar mereka
memiliki pola hidup berjemaat yang mengaplikasikan kasih Allah secara nyata.
Pola hidup saling melayani berdasarkan kasih terhadap sesama. Sebaliknya, pola
hidup yang bertekun dalam dosa harus ditanggalkan. Dengan kata lain, Paulus
ingin menekankan bahwa setiap orang percaya dipanggil bukan untuk hidup egois
dan mengejar hawa nafsu pribadi, melainkan untuk peduli dan mengasihi sesama
manusia.
Galatia 5 :
15
Tetapi
jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu
saling membinasakan.
Matius 18 : 15
Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
Terdapat kebutuhan yang sangat mendesak untuk
mempraktikkan kasih di kalangan jemaat di Galatia, sebab Paulus menunjukkan
bahwa di antara mereka terdapat persengketaan dan persaingan pahit.
Pertentangan tajam mungkin terjadi di antara orang-orang yang terpengaruh oleh
propaganda para penganut legalisme dengan orang-orang yang tidak terpengaruh.
Paulus menasehatkan jemaat di Galatia untuk menyelesaikan masalah dengan kasih,
tanpa kasih mereka tidak akan mampu menyadarkan orang yang terlibat dalam pertengkaran.
Argumentasi tanpa kasih mengakibatkan perpecahan yang berkesinambungan.
Jikalau kita sampai terlibat konflik dalam menjalani
kehidupan bersama, jangan sampai kita saling membinasakan. Maksudnya, ketika
konflik tak dapat dihindarkan, kita harus selalu menyediakan segudang
pengampunan bagi lawan kita. Agar kita terhindar dari dendam dan keinginan
untuk membinasakan lawan konflik, serta agar kasih Allah tetap bisa dinyatakan
bahkan melalui konflik tersebut.
Yohanes 13 : 34
Aku
memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama
seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Hukum baru, yaitu Hukum Kasih, diwahyukan dan
diwujudkan melalui Kristus.
Kristus datang ke dunia dan mau mati disalibkan karena
Kristus memiliki hasrat untuk memberi kasih.
Hasrat
untuk memberi kasih dapat diwujudkan melalui :
·
Memberi kesempatan memperbaiki diri
Sekalipun banga Israel sudah berpaling dari
Allah, tetapi janji setia Allah terhadap umat pilihan-Nya tetap dinyatakan
melalui karya penebusan Kristus di kayu salib. Tiada kasih yang lebih besar
melampaui kasih Allah kepada manusia. Dengan demikian, bukanlah sudah
selayaknya ketika kita mendapati saudara seiman kita salah kita memberikan kesempatan
untuk memperbaiki diri dengan cara memberikan kepadanya pengampunan.
·
Mutlak pengorbanan
Filipi
2:6-9
6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan
menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah
merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Tuhan telah berfirman kepada kita
untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri dan memberikan teladan kepada kita
melalui pengorbanan-Nya di kayu salib yang menunjukkan betapa besar kasih-Nya
kepada manusia yang berdosa ini. Tuhan Yesus tidak menganggap kesetaraan-Nya
dengan Allah, tetapi Ia rela mengosongkan diri-Nya dan rela mati sampai mati
demi menebus dosa manusia. Marilah kita mengemban firman yang diucapkan Tuhan
dengan mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri sendiri. Mungkin kita
dipertemukan dengan konflik dengan sesama kita, tetapi selesaikan dengan kasih
Tuhan karena kita dengan kasih semua masalah akan terselesaikan dengan damai. Mungkin untuk memberikan
kasih kita mengalami sakit hati atau dikecewakan, justru di situlah kita
belajar memberikan kasih kepada sesama dengan pengorbanan seperti Tuhan
menunjukkan kasih-Nya kepada kita.
Resentator