23 Juni 2012
Pembicara Yonathan S. N.
Mungkin
kita sering mendengar kata memberi, tetapi apakah kita sering memberi? Pada
tema kali ini, kita membahas Firman Tuhan mengenai memberi.
Mengapa
Anda memberi?
Tentu ada tujuan mengapa kita memberi, dan tujuan
tersebut sangat bermacam-macam, misalnya menghormati Tuhan, menolong orang
lain, hobi, karunia, membalas pemberian orang lain, ber “investasi” (memberi
orang lain agar orang lain membalas pemberian kita), merefleksikan diri,
gengsi/kesombongan.
Apa
yang bisa Anda berikan? (Matius 25 : 31-40)
Pada Matius 25 : 31-40 ini kita dapat menyimpulkan
sebenarnya banyak yang dapat kita berikan pada orang lain antara lain pertolongan,
tumpangan, makanan (baik secara jasmani maupun rohani), minuman, pakaian,
perhatian, doa, kasih, uang, motivasi, kisah hidup.
Sebenarnya sangat banyak yang dapat kita berikan
pada sesama kita. Mungkin kita tidak mampu memberikan kepada orang lain dalam
hal tumpangan, tetapi mungkin kita mampu memberikan dalam hal perhatian. Ayo
berikan apa yang mampu berikan dengan hati yang tulus!
Apa
kata-kata orang bijak tentang memberi?
-
Memberi adalah suatu kehormatan
Galatia 6 : 10
“Karena itu, selama
masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang,
tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.”
Rasul
Paulus mengingatkan umat-Nya untuk berbuat baik salah satunya dengan memberi
selagi ada waktu. Kita juga sering mendengar pada permainan sepak bola yang
disebut tendangan penalti. Orang yang diberi kesempatan melakukan tendangan
penalti, orang tersebut berarti diberi suatu kehormatan. Tendangan penalti juga
tidak datang kapan saja. Demikian halnya memberi, mungkin kita masih diberi
kesempatan untuk memberi saat ini, maka berikan apa yang kita miliki kepada
orang yang membutuhkan, karena kesempatan yang diberikan Tuhan pada kita
merupakan kehormatan yang tidak datang kapan saja.
Misal
kita akan memberikan waktu kita untuk mengajari tetangga kita yang akan Ujian
Nasional selama 6 bulan. Mungkin kita berkata, “Aku tidak punya waktu untuk
mengajarinya, masih banyak waktuku yang aku perlukan untuk kebutuhanku.” Saat
pengumuman kelulusan, tetangga kita dinyatakan tidak lulus. Lalu apakah kita masih
punya kesempatan memberikan waktu kita untuk mengajari tentangga kita yang
sudah tidak lulus? Kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk memberi
sudah kita abaikan, maka kita sudah terlambat untuk mengajari tetangga kita
tadi.
-
Memberi dengan tulus adalah jalan
pintas menuju bahagia
Setelah
kita memberi seseorang dengan tulus hati pasti kita akan bahagia dalam hati
kita karena kita dapat membantu sesama yang membutuhkan kita.
-
Lebih berbahagia memberi daripada
menerima
Apabila
kita memberi berarti kita pasti memiliki lebih baik dari apa yang kita berikan.
-
Mustahil permukaan sebuah selang akan
kering selama selang itu mengalirkan air
Ibarat
selang yang mengalirkan air, jika kita adalah selang yang dipakai Tuhan untuk
menjadi saluran berkat, maka meski kita memberi dan terus memberi, tetapi hidup
kita tidak akan pernah kekurangan karena kita juga selalu diberi berkat Tuhan
sehingga hidup kita yang diibaratkan selang yang selalu mengalirkan air tidak
akan pernah kering.
-
Memberi adalah pintu masuk terbaik
dalam memulai sebuah hubungan
Saat kita memberi orang lain, kita dapat memulai hubungan yang
dekat dengan orang lain.
Target Pemberian Kita
Tuhan, sesama, dan
lingkungan
1.
Pemberian pada Tuhan
2
Raja-Raja 8 : 7-10 VS 2 Raja-Raja 5 :1-5; 14-16
Dengan
membandingkan peristiwa pada ayat ini, kita dapat menyimpulkan persembahan dari
Benhadad, raja Aram yang diberikan kepada Elisa diterima (2 Raja-Raja 7-10),
sedangkan persembahan dari Naaman, panglima raja Aram (2 Raja-Raja 5 :1-5;
14-16) yang dberikan kepada Elisa tidak diterima. Mengapa terjadi demikian?
Kita dapat membaca, bahwa Benhadad, raja Aram memberikan persembahan kepada
Elisa dengan menghormati Tuhan. Ia memberikan persembahannya terlebih dahulu
baru menyatakan apa tujuannya. Berbeda dengan Naaman, ia menyatakan apa yang
diinginkannya dahulu yaitu ia ingin sembuh dari penyakit kusta, baru ia
mengakui Allah dan memberikan persembahannya, maka persembahannya ditolak oleh
Elisa karena Ia tidak menghormati Tuhan.
Sikap
hati yang benar dalam memberi kepada Tuhan : Menghormati
-
Tuhan
tidak bisa disuap
-
Pemberian
kepada Tuhan adalah wujud penghormatan dan langkah iman
-
Tuhan
melihat yang ada pada kita (2 Korintus 8 :12)
Jika
kita memberi kepada Tuhan, berikan apa yang terbaik dari kita tanpa
menginginkan imbalan. Tuhan melihat apa yang kita miliki. Apa yang kita miliki,
berikan pada Tuhan untuk kemuliaan-Nya.
2.
Mengasihi Sesama
Matius 22 : 39
“Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri.”
Sikap
hati yang benar : Mengasihi
Gunakan
harta duniawi yang kita punya untuk membangun persamaan (memberi sedekah, bakti
sosial, dan lain-lain).
3.
Menjaga lingkungan hidup
Kejadian
1 : 28-31
Sikap
hati yang benar : Berterima kasih
Rawatlah
lingkungan kita, hemat energi, Go Green, menjaga kebersihan, menjaga
perdamaian.
Manusia
diciptakan Tuhan untuk mengatur alam dan tidak menyalahgunakannya untuk
kepentingan sendiri (egois). *(a/y)