Changed to Change


7 Juli 2012
Pembicara Bagas H. B.

Tema khotbah pada tanggal 7 Juli 2012 berjudul Changed to Change yang artinya dalam bahasa Indonesia yaitu “berubah untuk merubah”. Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita ingin kehadiran kita penting dan sangat dibutuhkan lingkungan. Kita memiliki kerinduan untuk menjadi perubah-perubah dalam lingkungan kita.

Di dalam dunia ini, contoh perubah-perubah di bidang rohani misalnya Rasul Paulus yang melalui kehidupannya banyak jiwa diselamatkan. Contoh lain adalah Sidney Mohede dan Philip Mantofa yang melalui kehidupannya menjadi berkat bagi banyak orang.

Sebelum kita menjadi perubah lingkungan kita, kita juga harus mengubah diri kita terlebih dahulu. Bagaimana mungkin seorang yang minder mengubah sifat temannya yang minder? Tentunya sebelum mengubah sifat orang lain yang minder, orang tersebut juga harus terlebih dahulu meninggalkan sifatnya yang minder, baru mampu mengubah sifat temannya yang minder menjadi percaya diri.

Yang dimaksud dari perubahan berarti ada suatu perbedaan dari wujud lama kita menjadi wujud baru kita. Seperti halnya ulat. Banyak orang yang tidak menyukai ulat, bahkan membencinya. Tetapi ulat tersebut pada suatu kali akan berubah menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang cantik dan disukai banyak orang. Demikian halnya hidup kita, kita harus berubah dari wujud kita yang lama menjadi wujud kita yang baru yang menjadi perubah dan berkat bagi sesama. Tinggalkan hidup lamamu (seperti layaknya ulat), dan mulailah hidup yang baru sebagai kupu-kupu yang disukai banyak orang!

Bagaimana cara kita berubah? Ada beberapa langkah untuk berubah, antara lain :
1.        Ketahui apa yang menghalangimu untuk berubah
Ketahuilah apa yang menghalangi untuk berubah, misalnya sifat minder kita menghalangi kita untuk berubah. Terkadang kita tak sadar akan sebuah perilaku yang kita lakukan setiap hari, tetapi Tuhan tak suka dengan perilaku tersebut. Kita harus segera menyadari apa yang menghalangi kita untuk berubah dan menghilangkannya. Terkadang Tuhan memakai teman kita untuk menyadarkan kita, atau bahkan masalah dipakai Tuhan untuk menghilangkan sifat kita yang menghalangi kita untuk berubah. Mungkin kita pernah kecewa dengan masalah-masalah yang menimpa kita, tetapi cobalah untuk introspeksi diri.  Barangkali dibalik masalah kita, Tuhan ingin kita merubah sikap buruk kita yang menghalangi kita untuk berubah. Tuhan selalu memberikan apa yang terbaik bagi kita, dan Tuhan menyiapkan kita untuk menjadi perubah-perubah yang siap Ia pakai untuk merubah dunia yang jahat ini.

Kesaksian
Pembicara Bagas pernah mengikuti suatu lomba menggambar yang banyak menghadapi pesaing berat. Ia memiliki sikap buruk yaitu malas. Ia mengerjakan tugasnya dalam waktu yang mendekati hari pengumpulan. Hasilnya Tuhan tidak mengijinkannya untuk menang lomba, karena Tuhan ingin ia merubah sifat malasnya. Pembicara meresponi teguran Tuhan dan percaya Tuhan pasti memberikan yang terbaik baginya. Tuhan masih memberikan yang terbaik baginya yaitu Tuhan mengijinkan untuk ia mampu meraih sepuluh besar dari hasil lomba.

2.        Mengubah Pola Pikir Kita (Change the Mindset)
Roma 12 : 2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Setelah kita menyadari apa yang menghalangi kita untuk berubah, kita harus segera mengubah pola pikir kita. Yang dahulu kita adalah minder, berubahlah menjadi percaya diri! Yang dahulu kita suka berbicara yang tidak pantas, berubahlah untuk menjaga perkataan, dan masih banyak perubahan yang lainnya. Setelah kita menghilangkan apa yang menghalangi kita untuk menjadi perubah, Tuhan siap memakai kita untuk menjadi alat bagi kemuliaan-Nya.

Kesaksian
Pembicara adalah seorang yang minder pada kehidupan lamanya, tetapi ia mulai belajar untuk menghilangkan sifat mindernya, dan nyatanya Tuhan memakai kehidupannya secara lebih dahsyat. Ia dipakai menjadi pembicara di Ibadah Raya pada minggu ini, dan pernah dipakai Tuhan untuk menjadi Worship Leader.

3.        Bertumbuh
Setelah kita mengubah pola pikir kita, maka kita juga harus bertumbuh dalam-Nya. Mengapa kita harus bertumbuh? Kita misalkan dalam kehidupan sehari-hari, seorang bapak yang memerintahkan anak sulungnya akan lebih dipatuhi anak sulungnya daripada seorang adiknya memerintah kakaknya. Hal ini terjadi karena seorang bapak lebih mempunyai otoritas daripada seorang adik, maka anak sulung pasti lebih mematuhi bapaknya. Demikian halnya kita, kita juga harus semakin bertumbuh dari hari ke hari agar semakin dewasa. Apabila kepribadian kita dewasa dalam Kristus, maka kita akan menjadi dampak dan teladan bagi sesama, barulah kita menjadi perubah-perubah yang benar dalam Kristus.

1 Korintus 13 : 11
“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”

Kita pasti tak ingin kerohanian kita kanak-kanak terus kan? Maka bertumbuhlah dalam-Nya. Misalkan kita adalah sebuah pohon. Kita berawal dari benih, lalu kita ditanam di tanah. Setelah ditanam, kita akan bertunas dan bertumbuh. Jika kita selalu bertumbuh, pada akhirnya kita dapat menjadi pohon yang dapat berbuah dan menjadi tempat untuk berteduh bagi sesama kita. Demikian halnya kehidupan orang Kristen, kita harus setiap waktu mengalami perubahan dari karakter buruk kita diganti dengan karakter Kristus, maka kita siap menjadi teladan bagi sesama kita.

2 Timotius 4 : 2
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.”

Kita harus siap dipakai Tuhan untuk menjadi perubah-perubah dunia yang siap memberitakan firman baik atau tidak baik waktunya. Salah satunya juga dengan cara menegor dan menasihati sesama yang melakukan tindakan salah. Tuhan siap memakai orang yang sudah berubah untuk menjadi perubah-perubah di dunia yang menyatakan kemuliaan-Nya.

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar